Sabtu, 12 Januari 2013

PENTINGNYA ILMU DAN AMAL Oleh:Hanafi el-Sila “Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga liang lahat”, itulah hadist Nabi SAW yang mewajibkan kepada ummat manusia untuk selalu menuntut ilmu. Allah Ta’ala berfirman “Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al Mujadilah : Ayat 11). Rasulullah SAW bersabda, “Manusia yang paling utama adalah orang mukmin yang alim dan bermanfaat jika dibutuhkan, jika ia tidak dibutuhkan maka iapun mencukupi dirinya”. Al Qur’an dan Al Hadist banyak sekali memerintahkan pada kita semua untuk menuntut ilmu juga menerangkan keutamaan-keutamaan orang-orang yang berilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mu’adz Bin Jabal berkata, “Belajarlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena Allah adalah kebaikan dan menuntut ilmu adalah ibadah pengkajiannya adalah seperti tasbih, penyelidikannya seperti jihad, pengajarannya adalah sedekah, dan pemberiannya kepada ahliyah adalah pendekatan diri kepada Allah. Ilmu adalah penghibur dikala kesepian, teman diwaktu menyendiri, dan petunjuk dikala waktu senang dan susah, ia adalah pembantu dan teman yang baik dan penerang jalan ke surga”. Lebih daripada itu islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari dengan jalan menyampaikan dan mengajarkannya kepada orang lain serta merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari karena pada hakikatnya amalan itulah yang akan mengangkat derajat kita dihadapan ALLAH dan makhluq-Nya. Nabi SAW selalu mendorong umatnya agar selalu menyebarkan kebaikan dan ilmu kepada orang sesudahnya supaya kebodohan tidak terjangkit pada diri manusia, Beliau bersabda,” sampaikanlah dariku walau satu ayat” (H.R. Bukhari) KEWAJIBAN MENGAMALKAN ILMU Dari penjabaran di atas jelas bahwa Islam sangat mennuntut umatnya untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya demi kemaslahatan ummat. Akn tetapi sangat buruk akibatnya bila mana ilmu itu tidak diamalkan atau penyalahgunaan ilmu tersebut atau pengamalannya bertentangan dengan anjuran syariat, kalau hal ini terjadi maka ilmu teoritis seperti ini termasukm ilmunm yang tidak di ridhoi oleh Allah. Sesungguhnya ilmu yang haq adalah ilmu yang dapat menerangi jiwa pemiliknya, bersenyawa dengannya. Sehingga yang jauh menjadi dekat, yang gelap menjadi dekat, yang gelap menjadi terang, menjadi pengobat bagi jiwa-jiwa yang sakit. Dari Jabir Rasulullah SAW bersabda “ilmu itu ada dua : Ilmu yang meresap dalam hati, itulah ilmu yang bermanfaat, dan ilmu yang hanya dilisan, itulah murka Allah atas manusia”. Pertanyaannya adalah mana kategori ilmu yang diridhoi Allah dan mana kategori ilmu yang dimurkai Allah ? di atas telah dijelaskan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa yang menjadikan pemiliknya bermanfaat bagi orang lain ketika ia dibutuhkan dan ketika ia tidak dibutuhkan maka ilmu itu mencukupi dirinya, akan tetapi ilmu yang akan dimurkai Allah adalah bukan hanya ilmu yang bisa mencelakakan manusia lain seperti ilmu sihir, santet, dan lain-lain. Akan tetapi, juga ilmu yang pada dasarnya baik hanya saja ia tidak bermanfaat bagi orang lain dengan kata lain ia adalah ilmu yang hanya dibawa-bawa, tak ubahnya seperti orang-orang yahudi yang “membawa-bawa” Taurat untuk bicara tanpa membawanya dalam berbuat dan bertindak. Mereka itu adalah golongan orang-orang yang diancam oleh Allah SWT dalam Al Qur’an, “Perumpamaan orang-orang yang membawa-membawa Taurat, kemudian tidak mengamalkannya Tak ubahnya dengan HIMAR yang membawa sekumpulan kitab di punggungnya” (QS. AL Jumuah : ayat 5). Begitulah perumpamaan Allah atas orang-orang yang tidak merealisasikan pengetahuannya yaitu bagaikan HIMAR yang membawa-bawa sekumpulan kitab di punggungnya yang tidak sedikitpun dia mengetahui apa isi kitab yang dibawanya. Lebih lanjut lagi Allah SWT melaknat orang-orang yang berilmu, tapi ia tidak mengamalkan ilmunya dalam Qs. Ashaff ayat 2-3. Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak kerjakan?. Itu sangat lah dibenci di sisi Allah, jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. Nabi SAW mengingatkan pada kita semua yang memiliki ilmu agar kita bangun dan sadar untuk mengamalkan ilmu mkita dijalan Allah karena sesungguhnya ilmu yang tidak diamalkan itu hanya akan memperberat siksa yang akan ditimpakan kepadanya. “seberat-berat siksa pada hari kiamat nanti, “kata Nabi SAW, “adalah ilmuwan dan cerdik pandai yang tidak menabur nilai manfaat dengan ilmunya”. Ilmu disini adalah bukan sebatas hanya latihan berargumen dan olah otak semata, lebih dari itu ilmu yang dimaksud adalah pengetahuan dan pengamalan ilmu tersebut dalam setiap gerak hidup di setiap tempat dan waktu. Disitulah ilmu akan menuai makna dan itulah hakekat ilmu yang dikehendaki Allah ta’ala. Sesungguhnya eksistensi kedirian kita itu ditentukan oleh amal perbuatan kita. Sejarah membuktikan orang yang namanya harum di dunia ini adalah orang yang membangun eksistensi kediriannya di atas amal baiknya, sebagai contoh terbesar adalah Rasulullah SAW tauladan kita, beliau penyebar kedamaian dan kearifan di muka bumi ini, beliau dikenal sebagai orang nomor satu di dunia ini karena akhlak dan keteladanan beliau, subhannallah… semoga salam dan shalawat selalu tercurahkan atas beliau, keluarga dan sahabatnya, juga semoga kita termasuk ummat beliau yang selalu istiqomah dalam melaksanakan sunnah-sunnahnya dan mendapatkan syafaat dari belaiu kelak di hari kiamat AMIN… Bila DESCARTES mengatakan ”Aku berpikir, maka aku ada”, maka kita harus membuat semboyan baru “Aku beramal, maka aku ada”, sebab keberadaan kita tidak hanya ditentukan oleh pikiran kita tapi lebih dari itu keberadaan kita ditentukan oleh amal berbuatan kita. Siapa yang menabur dosa, akan menuai siksa, dan siapa yang menabur maksiat akan menuai laknat, tapi siapa yang menabur kebaikan akan menuai kebahagiaan, wallahu a’lam bi shawaf. Dalam surat as-shaff di atas tadi dapat dilihat dengan jeli bahwasannya Al Qur’an sangat menuntut kita agar apapun yang kita ketahui mari kita sampaikan kepada saudara-saudara kita dan merealisasikannya dalam kehiduoan sehari-hari sebab Allah sangat membenci terhadap orang-orang yang menyampaikan suatu ilmu namun ia tidak melaksanakannya sendiri, dalam hadist Nabi, “Usamah Bin Zaid pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “seseorang pada hari kiamat nanti ditemukan dan dicampakkan kedalam neraka, orang-orang itu berputar di neraka bagaikan seekor HIMAR yang berputar-putar pada tali pengikatnya. Disitu para penghuni neraka dikumpulkan, mereka berkata : wahai fulan, bagaimana keadaan kamu ? bukankah dahulu kamu menyuruh berbaut kebaikan dan melarang kemungkaran ? ia menjawab : dahulu aku menyuruh kalian berbuat kebaikan sementara aku tidak melaksanakannya”. Dapat disimpulkan bahwa seorang yang dianugerahi ilmu kepadanya maka hendaklah ia mengamalkan ilmunya tersebut namun bila mana ia menyampaikan ilmu tersebut dan dia sendiri tidak mengamalkannya maka amatlah besar kebencian Allah atasnya, diakhirat dia akan dicampakan kedalam neraka sementara ilmunya di kategorikan sebagai ilmu yang tidak bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Nauzubillahi min zalik. Sebagai penutup uraian singkat ini semoga kita termasuk orang-orang yang dapat mengamalkan ilmu yang kita miliki dan berlindung kepada Allah dari sekelompok orang-orang yang mempunyai ilmu, ia menyampaikannya pada orang lain namun ia sendiri tidak mengamalkannya. Wallahu A’lam Bi Shawaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar